Contents
Cara mengatur keuangan usaha perlu dipelajari oleh pebisnis. Tidak peduli pebisnis baru atau lama. Karena, pengelolaan ini berpengaruh pada kinerja.
Sebagian pebisnis baru sering menemui kesulitan dalam mengatur keuangan. Sayangnya, kesulitan ini dibiarkan. Akibatnya, tujuan merintis bisnis sulit terwujud.
Fakta menunjukkan tentang banyaknya pebisnis yang mengalami kebangkrutan. Terutama pelaku usaha kecil. Padahal, potensi berkembangnya cukup besar.
Kesalahannya terletak pada manajemen keuangan. Pebisnis kurang memahami. Bahkan, pebisnis cenderung menomor duakannya.
Di sini, Kami akan menunjukkan sejumlah kesalahan dari pengelolaan anggaran usaha. Kami juga menjabarkan dampaknya. Begitu pula, Kami bagikan solusi untuk mengaturnya agar lebih baik.
Kesalahan dalam Manajemen Keuangan Usaha
Tidak sedikit pebisnis yang mengalami kerugian. Keuntungan yang diharapkan berbalik arah. Pada akhirnya, pebisnis memutuskan untuk menutup usahanya.
Kerugian ini disebabkan oleh kurangnya antisipasi. Yakni, pebisnis sering melakukan kesalahan. Khususnya dalam mengelola keuangan usahanya.
Kesalahan seperti kurangnya perencanaan keuangan sering dilakukan. Contohnya, pebisnis tidak membuat laporan keuangan. Penyebabnya, pebisnis tidak mengetahui apa yang harus dikerjakan dalam laporan tersebut.
Selain itu, pebisnis juga kurang jeli dalam mengatur arus kas. Pelakunya lebih sering membuang uang untuk hal yang tidak perlu. Padahal, bisnis dapat bertahan ketika pebisnis memanfaatkan kas dengan tepat.
Kesalahan lainnya ialah kurang paham dengan akuntansi. Hal ini berakibat fatal. Anda akan menemui kesulitan dalam mengetahui perputaran uang.
Risikonya, Anda sulit mengambil keputusan. Padahal, pengambilan keputusan terkadang perlu disegerakan.
Solusinya, Anda butuh seorang akuntan. Meskipun begitu, Anda tetap perlu mempelajari sedikit tentang akuntansi.
Dampak Pengelolaan Uang yang Kacau
Pebisnis menyadari pentingnya manajemen keuangan. Sayangnya, terkadang cara mengatur keuangan usaha yang diterapkan kurang rapi.
Kurang sempurnanya pengelolaan berdampak pada bisnis. Bisnis dapat mengalami kemacetan. Pebisnis pun kesulitan dalam menemukan letak permasalahannya.
Contohnya muncul kebocoran dana. Tidak adanya pencatatan membuat pebisnis kebingungan. Pada akhirnya, pebisnis harus menambalnya tanpa memperbaiki kebocoran tersebut.
Jika terus dilakukan, kebocoran ini akan menghentikan operasional. Pasalnya, modal kian menipis.
Mengajukan pinjaman terus menerus akan menambah kesulitan. Ketika tidak memiliki anggaran untuk mengangsur, pebisnis mulai terlilit hutang. Akibatnya, bisnis harus terpaksa dihentikan.
Sederhananya, kekacauan manajemen finansial usaha berdampak pada kinerja bisnis. Entah itu menurunnya omzet, sering merugi, hingga terkendala dengan permodalan.
Cara Mengelola Keuangan Bisnis
Ada beberapa langkah yang dapat ditempuh untuk menjaga sehatnya keuangan. Cara mengatur keuangan usaha ini bisa dimulai dengan hal berikut.
-
Pelajari Pembukuan Keuangan
Transaksi sering terjadi dalam bisnis. Setiap transaksi perlu dicatat. Baik itu harian, bulanan hingga tahunan.
Pencatatan memungkinkan Anda untuk mengetahui kemana uang dialokasikan. Tentunya, ini dapat meminimalkan kebocoran yang mengancam kelangsungan usaha.
Setidaknya, ada 5 jenis pembukuan yang harus Anda buat secara terpisah. Setiap jenis mewakili satu buah transaksi.
Buku pertama menggambarkan arus kas. Yakni, catatan tentang keluar masuknya uang harus jelas.
Kedua meliputi persediaan barang. Ketiga menjelaskan pembelian dan penjualan. Keempat menunjukkan catatan hutang piutang. Dan kelima berisi biaya serta pendapatan lain.
Buat catatan secara terpisah. Ketika bisnis bermasalah, Anda bisa menemukan letak permasalahannya dengan mudah. Karena, Anda tinggal menengok catatan dari pembukuan tersebut.
-
Gunakan Uang dengan Terencana
Penerapan cara mengatur keuangan usaha yang baik ditandai dengan penggunaan uang secara terencana. Anda telah merencanakan kemana uang akan dimaksimalkan. Contohnya, menggunakan uang untuk membeli barang.
Di sini, ikuti rencana penggunaan uang seperti semula. Meskipun catatan keuangan baik dan modal sedang tinggi, tetap ikuti pedoman awal.
Sebaliknya, hindari penggunaan uang yang tidak perlu. Kecuali, Anda membuat perubahan rencana.
Perubahan ini memungkinkan alokasi dana bertambah. Tentunya dengan mempertimbangkan sisi keuntungannya.
Sederhananya, Anda sudah menganalisa keuntungan dari perubahan strategi. Setidaknya, pengeluaran uang tersebut memberi return lebih tinggi. Jadi, Anda tidak menyia-nyiakan besarnya modal saat itu.
-
Putar Kas secara Efektif
Pengelolaan finansial yang tepat merujuk pada keefektifan putaran kas. Perputarannya berkaitan dengan arus hutang, piutang serta persediaan.
Di sini, pastikan putaran kasnya sehat. Tujuannya supaya Anda tidak mengalami kesulitan.
Faktanya, arus kas akan melambat jika penjualan lebih lama ketimbang pembelian. Begitu pula jika persediaan barang masih tersimpan rapat di Gudang.
Meskipun laporannya bagus, bukan berarti bisnis ini mengalami kelancaran. Karena, Anda tersandung masalah dalam penjualan.
Anda perlu mengupayakan langkah terbaik. Contohnya dengan menekan persediaan semaksimal mungkin. Tujuannya agar Anda dapat memenuhi order tanpa harus mengorbankan keuangan.
Sama halnya penjualan dan pembelian dalam bisnis berjalan lebih cepat. Lantas, bagaimana caranya?
Analisa kemampuan dalam menjual per bulannya. Dari sini, Anda akan mengetahui berapa banyak barang yang keluar dari Gudang.
Terapkan pula strategi pemasaran yang baik. Ketika penjualan meningkat, Anda bisa menambah pembelian barang ke depannya. Dengan begitu, peningkatan bisnis dapat terwujud.
-
Hitung Laba dan Gunakan Semestinya
Menghitung keuntungan juga penting. Pebisnis harus mengetahui laba secara rinci. Karena, ini menunjukkan tentang seberapa baik keputusan yang pebisnis ambil.
Ketika keuntungannya kecil, pebisnis seharusnya memutar otak. Mencari strategi baru untuk meningkatkannya. Kenapa?
Laba tersebut berguna untuk mendukung operasional dan semacamnya. Terlebih, pebisnis akan dihadapkan dengan penyusutan barang atau aset. Bahkan, pebisnis harus membiayai beberapa hal. Misalnya pajak, bunga pinjaman, gaji dan semacamnya.
Sudah semestinya, targetnya harus jelas. Pebisnis harus menetapkan seberapa besar keuntungannya. Keuntungan tersebut harusnya diraih sesuai rencana.
-
Pisahkan Uang Pribadi dan Bisnis
Cara mengatur keuangan usaha yang benar ialah dengan memisahkan antara uang pribadi dan bisnis. Jangan campurkan keduanya. Karena, mencampurkan uang tersebut akan mengakibatkan keuangan berantakan.
Risiko terparah ialah mengalami kebangkrutan. Dan risiko ini sering dialami oleh pebisnis pemula.
Alasannya sangat sederhana. Kebanyakan pebisnis tersebut menggunakan hasil keuntungan untuk memenuhi kebutuhan pribadi. Kemudian, melupakan biaya untuk operasional kerja.
Memang tidak salah untuk mengambil keuntungan. Karena, bisnis ini dirintis untuk mendapatkan pemasukan bulanan.
Tetapi, usahakan untuk mengambilnya sesuai aturan. Setidaknya, Anda perlu menetapkan besaran gaji Anda sendiri.
Usahakan agar nilainya sepadan. Bukan hanya mengambil hingga 50% dari keuntungan. Karena, Anda butuh anggaran tersebut untuk memajukan usaha.
Setelah mengalami kemajuan, Anda dapat mengambil lebih besar. Tentu saja, nilainya tidak sampai separuhnya.
-
Minimalkan Hutang
Sewaktu merintis, upayakan untuk menggunakan modal sendiri. Sebaliknya, hindari berhutang. Khususnya, Anda belum mengetahui kejelasan prospek bisnis tersebut.
Ada baiknya bila Anda merintis dari bisnis kecil. Ketika prospeknya cerah, Anda bisa mengajukan pinjaman.
Pengajuan kredit ini lebih masuk akal. Anda sudah mengerti bahwa bisnis butuh suntikan modal. Yakni untuk meningkatkannya ke ranah yang lebih tinggi.
Jika Anda melakukannya dengan benar, kesulitan seperti terlilit hutang bisa dihindari. Praktis, bisnis lebih mudah terkontrol. Anda pun tidak kesulitan keuangan keluarga.
Kesimpulannya, manajemen keuangan harus menjadi prioritas utama dalam berbisnis. Jika Anda belum menguasainya, pelajari cara mengatur keuangan usaha yang paling sederhana. Khususnya pengelolaan terpenting sehingga bisnis tetap berjalan baik.