Tabloid Peluang Usaha

Pentingnya Menentukan Bisnis Plan Makanan yang Beda

Saat ini, banyak sekali orang ingin membuka bisnis makanan sendiri. Untuk itu, perlu diketahui bahwa agar bisa menjalankan bisnis ini dengan baik, pebisnis membutuhkan yang namanya bisnis plan makanan. Nah, tahukah Anda apa itu?

Berbisnis memang bisa dibilang gampang-gampang susah. Ada yang sukses membuka usaha tanpa perlu belajar formal karena memang punya insting bisnis yang tajam, ada juga yang perlu belajar dari awal. Namun terlepas dari itu, sebuah bisnis yang baik perlu membuat bisnis plan lebih dulu, termasuk untuk bisnis di bidang makanan.

Memahami Bisnis Plan Makanan

Bisnis makanan bisa dikatakan merupakan salah satu jenis bisnis yang tidak akan ada matinya. Kenapa demikian? Pasalnya, setiap hari manusia pasti makan dan itu artinya bisnis ini pasti tidak akan sepi peminat. Namun meski begitu, membuka bisnis makanan tidaklah mudah, terlebih jika dibangun tanpa bisnis plan dari awal.

Bisnis plan atau rencana usaha adalah suatu pernyataan tertulis dan resmi dari seorang owner yang berisi tentang deskripsi usaha, tujuan-tujuan dan cara untuk mencapainya. Bisnis plan makanan sendiri adalah bisnis plan yang dibuat oleh sebuah usaha di bidang makanan.

Bisnis plan ini biasanya dibuat sebelum usaha dirintis, sebagai acuan untuk mengembangkan bisnis ke depannya. Sehingga Anda sebagai pelaku bisnis punya tujuan dan arah yang pasti tentang usaha dan tidak keluar dari jalur.

Pembuatan bisnis plan pada dasarnya memiliki tujuan yang menguntungkan, antara lain sebagai berikut:

Tahapan Membuat Bisnis Plan Makanan

menyusun bisnis plan

Sebelum menuliskan susunan poin-poin dalam bisnis plan makanan Anda, berikut ini adalah lima tahapan yang perlu Anda lakukan:

1. Melakukan Riset Pasar

Pertama yang perlu dilakukan adalah meriset pasar atau melakukan penelitian terhadap target pasar Anda. Ini penting dilakukan untuk mengetahui siapa saja target market yang ideal untuk bisnis Anda. Sebab tidak semua orang bisa kita targetkan sebagai customer. Dimana setiap bisnis memiliki target pasar dengan karakteristik yang berbeda-beda. Misalnya seperti jika Anda berjualan makanan dengan target pasar anak remaja, ini tentu akan berbeda karakter dengan orang dewasa pekerja atau karyawan kantoran.

2. Mempelajari Kebiasaan Pelanggan

Setelah menemukan target pasar yang tepat, tahap selanjutnya mencari tahu apa kebiasaan yang sering mereka lakukan. Dengan begitu, Anda bisa menyesuaikan dengan model bisnis dan style produk agar menarik minat mereka. Misal, Anda bisa menentukan apa warna yang tepat untuk perusahaan, logo, jenis produk dan lainnya. Dalam hal ini Anda bisa melakukan pengamatan dengan memperhatikan detail dimana mereka berkumpul, kapan waktu mereka sering berinteraksi dan gaya mereka dalam berinteraksi.

3. Menentukan Tujuan

Agar tahu apakah perusahaan sudah mencapai goals atau belum, tujuan bisnis harus ditentukan dengan jelas. Anda harus mempunyai target yang bisa diukur sehingga bisnis dapat berkembang. Dengan target tujuan yang jelas dan terukur, bisnis plan tidak hanya akan menjadi rencana saja. Anda juga akan menjadi lebih termotivasi menjalankan bisnis makanan yang dibangun agar berkembang.

4. Buat Profil Perusahaan

Kenapa profil usaha perlu dibuat? Karena dengan adanya profil perusahaan ini, Anda akan lebih mudah mengenalkan produk yang dimiliki pada client. Mereka akan lebih jelas mengenal Anda, darimana latar belakang dan apa tujuan Anda. Tidak hanya itu, profil perusahaan juga berguna untuk menarik para investor agar mau berinvestasi dalam bisnis Anda.

5. Tuliskan Kategori Perencanaan

Setelah membuat profil perusahaan, ada baiknya Anda lakukan analisa kategori perencanaan. Dalam hal ini Anda bisa gunakan teori SWOT, yang memang sudah diketahui merupakan bagian dari kategori perencanaan atau analisis lain yakni PEST. Dengan kategori perencanaan, Anda akan terbantu untuk memahami seluk beluk bisnis makanan, termasuk peluang dan risiko yang mungkin dihadapi saat menjalankan bisnis ke depannya.

Menyusun Bisnis Plan Makanan

Dalam menyusun bisnis plan, Anda harus mencantumkan apapun yang mendasarinya secara tertulis. Meliputi 8 dasar sebagai berikut ini:

1. Ringkasan Eksekutif

Bagian pertama, Anda jelaskan tentang nama, alamat serta visi misi perusahaan secara ringkas, juga jenis dan bentuk usaha Anda. Dalam bisnis makanan, secara khusus pilihan yang bisa ditulis pada jenis usaha adalah makanan ringan atau berat atau minuman. Sedangkan untuk bentuk usahanya, Anda bisa menuliskan manufaktur jika produk makanan dibuat sendiri.

2. Latar Belakang Perusahaan

Bagian ini berisi hal-hal yang berhubungan dengan usaha, seperti data ringkas perusahaan, daftar kolega kerja pakar yang mendampingi dan susunan pemilik saham, jika ada. Untuk bisnis plan makanan, tidak ada perbedaan yang signifikan dengan bisnis lainnya, kecuali pada posisi konsultan atau pakar. Akan lebih baik, lakukan kerja sama dengan ahli tata boga atau chef untuk menambah kredibilitas usaha makanan Anda.

3. Analisis Pasar dan Cara Pemasaran

Pada bagian ini, tuliskan strategi yang akan dilakukan untuk pemasaran produk. Lebih detail lagi, gunakan marketing plan dan rincilah penilaian Anda terhadap pasar. Untuk bisnis makanan, cantumkan target konsumen, estimasi jumlah awal produk akan dijual dan permintaan pasar. Dalam jumlah awal produk yang akan dijual, buatlah perkiraan lokasi penjualan, harga pokok per porsi, banyak produk tiap penjualan dan omzet yang dicapai jika produk terjual seluruhnya.

4. Analisis Produksi

Pada bagian ini, tuliskan secara mendetail apa yang Anda lakukan untuk proses produksi. Termasuk proses penerimaan order, pembuatan, kemana produk akan didistribusikan dan penagihan. Untuk bisnis makanan, ini dimulai dari merinci peralatan yang dibutuhkan, bahan-bahan, cara pembuatan dan pemasaran.

5. Analisis SDM

Bagian ini berisikan tentang penempatan tenaga kerja atau karyawan sesuai skill dan kompetensinya. Cantumkan juga berapa tenaga kerja yang dibutuhkan dan rencana pengembangan SDM-nya.

6. Analisis Keuangan

Pada bagian ini, perkirakan arus keuangan yang mungkin akan dialami, termasuk pendapatan dan pengeluaran serta pengembalian modal dan investasi. Tuliskan juga perhitungan akan penggunaan daya ungkit didalam keuangan.

7. Rencana Pengembangan Usaha

Rencana pengembangan usaha meliputi penambahan jumlah gerai atau cabang, kemungkinan waralaba atau inovasi lainnya. Pada bagian ini, tuliskan seberapa besar usaha yang akan Anda lakukan untuk membangun bisnis.

8. Risiko Usaha

Dalam bagian ini, tuliskan perkiraan risiko usaha makanan yang mungkin akan dihadapi ke depannya saat usaha dijalankan. Mulai dari risiko operasional, risiko bisnis, risiko keuangan dan lainnya. Setelah itu, cobalah merencanakan strategi untuk menghadapi dan mengurangi dampaknya.

Bisnis plan sebenarnya tidak bersifat wajib, jadi untuk perlu atau tidak membuatnya, itu tergantung kepada Anda. Namun apabila ingin berbisnis terutama di bidang makanan atau kuliner, akan lebih baik buatlah bisnis plan makanan supaya Anda bisa memantau perkembangan bisnisnya secara berkala.

Exit mobile version