Keberanian Menjadi Seorang Entrepreneur

0
4161

berani-jadi-enterpreneurKetika para calon entrepreneur di Indonesia belum nemu jalan untuk jadi entrepreneurship murni, ada beberapa nasihat orang tua kepada anak-anaknya, bagaimana cara mereka bisa jadi kaya. Menurut para orangtua kita, bahwa selagi masih muda, seseorang harus kerja keras, hidup hemat dan sederhana serta nabung buat hari tua. Cara-cara tersebut memang sangat baik dilakukan, ketika hidup mereka bergantung sebagai orang gajian di sebuah perusahaan atau menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) tanpa melihat peluang yang ada di dalamnya untuk bertambah kaya kecuali korupsi. Maka, dengan formula yang murni diharapkan mereka dapat menikmati masa pensiunnya dengan tenang.

Namun sebelum para anak muda itu pada pensiun, ternyata beberapa orang diantaranya sempat ‘berontak’ akibat merasa bosan hidup prihatin dan sederhana atau malah serba kekurangan. Mereka lantas mencoba jadi wiraswasta dan banyak yang berhasil. Timbul pertanyaan, apakah dengan uang pensiun yang pas-pasan dan memiliki sedikit tabungan di masa tua, mereka tidak lagi berhak untuk bersenang-senang secara lebih atau tidak lagi boleh membei sesuatu yang diinginkan?

  1. Orang Gajian yang Terjun ke Dunia Entrepreneur

Helmy Yahya (Presenter,MC) adalah seorang

Pegawai Negeri Sipil. Malah hingga kini masih berstatus PNS yang mengajar di STAN, Jakarta, Tetapi dia merasa tidak betah dan lebih menikmati kerja jadi entertainer sekaligus entrepreneur & sukses. Ir.Soenarno (Direktur Budi Mukti Industri/BMI), pernah menjadi PNS selama 22 tahun dan dosen UNS. Bob Sadino (Pemilik Swalayan Kern Chick), pernah bekerja jadi orang gajian di Unilever, Mclain and Watson Coy, tapi lebih suka bisnis sendiri & sukses. Sudhamek semula bekerja sebagai Asisten Direktur PT Gudang Garam, lalu membenahi perusahaan kacang Garuda & sukses, Ir.Dwiwanto Hadiprandojo (Pengelola cafe roti Daily Bread Bakery, di bawah bendera PT Martani Ciptarasa, Surabaya), semula bekerja sebagai Asisten GM Siemens, Jakarta, dan banyak lagi orang gajian yang pada akhirnya jadi entrepreneur sukses.

Sebagai orang muda yang idealis, justru mereka terbuang untuk bekerja keras, behasil kaya dan sukses serta bisa jadi selebritis dan hidup bahagia. Mumpung masih muda…. Kalau sudah tua dan pensiun, tentunya seseorang hanya menginginkan hisup sejahtera, pingin merasa tenang, senang, tak punya hutang. Semua kebutuhan sandang, pangan dan papan, kesehatan pokoknya cukup. Arti ‘cukup’ di sini, mereka sudah tidak berniat lagi untuk cari kekayaan, kendati mereka bisa disebut ‘kaya’ karena senantiasa ‘merasa cukup’. Semua itu berarti situasi dan kondisi kemauannya sudah sangat berbeda. Jadi kapan lagi mau jadi kaya, kalau tidak sejak muda ?

Dr. Thomas J. Stanley dalam bukunya. ‘Millionaire Next Door’ menyatakan, ketika masih muda, sehat dan penuh semangat, seseorang harus punya tekad kuat untuk mendapatkan uang lebih dari yang diperolehnya selama ini. Maka mencari-cari ‘peluang strategis’ adalah merupakan jawaban utama.

Perhatikan ukuran kekayaan Anda, ketika menjadi orang gajian di Perusahaan Swasta atau PNS dalam berbagai golongan. Buat ukuran orang Indonesia, jika Anda memiliki penghasilan kurang dari Rp 2 juta/bulan kendati rumah masih di Mertua Indah untuk hidup bersama seorang istri, dua anak dan keluarga mertua, maka keluarga batih (kecil) Anda dikategorikan masih harus hidup sehemat-hematnya.

Kalau Anda memiliki pendapatan Rp 3 juta – Rp 6 juta/bulan ditambah dengan satu mobil dinas, hidup bersama seorang istri dan dua anak yang sudah sekolah, namun masih harus kontrak rumah Rp 10 juta/tahun, maka Anda dikategorikan masih harus hidup sehemat-hematnya.

Kalau Anda memiliki pendapatan Rp 3 juta-Rp 6 juta/bulan ditambah dengan satu mobil dinas, hiup bersama seorang istri dan dua anak yang sudah sekolah, namun masih harus kontrak rumah Rp 10 juta/tahun, maka Anda termasuk kategori kelas sedang, kendati Anda masih harus hidup hemat. Belum bisa banyak bersenang-senang. Tapi sewaktu-waktu Anda masih bisa makan di restoran friend chicken atau steak bersama keluarga.

Ketika keluarga Anda punya pendapatan Rp 10 juta – Rp 15 juta/bulan dengan seorang istri, dua anak plus satu balita, memiliki rumah dan mobil sendiri, maka Anda dikategorika sebagai keluarga kelas menengah. Sehari-harinya Anda tidak perlu kuatir mengeluarkan uang buat keperluan keluarga. Makan di restoran, nonton bioskop atau piknik, Anda juga bisa nabung buat masa depan.

Namun, Anda pun bakal lebih senang lagi kalau pun pendapatan lebih dari Rp 20 juta – Rp 100 juta/bulan, karena Anda mampu memiliki rumah yang lumavan mentereng dengan perabotan lux serta mobil baru sampai mewah, mampu jalan – jalan ke luar negeri. Kenapa tidak ?

Mendapatkan `peluang strategis’, tcntunva harus dengan mengkhayal atau mimpi terlebih dulu untuk jadi kaya. Robert T.Kiyosaki mengatakan, mimpi jadi kaya merupakan suatu keharusan. Banvak entrepreneur yang pcrcaya, bahwa mengkhayalkan keinginannya sama dengan sugesti yang sering berujud jadi rizki Tuhan dan setinggi apapun mimpi atau khayalan manusia, kalau ditindak-lanjuti dengan kerja keras dan memenuhi kriteria yang menjadi tuntutan keberhasilan, maka mimpi itu pun akan dapat menjadi kenyataan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here